Jangan membaca
kumpulan frase di atas dengan perasaan sedang marah, lelah, letih, lesu, dan
lemah. Karena kondisi fisik dan emosi bisa mempengaruhi cara pandang kita
terhadap sesuatu. Jika sedang labil, orang menepuk pundakpun bisa kita sangka
sedang memukul.
Empat kata di atas
kami (PM Rote) dapatkan dari seorang perwira polisi di jajaran Polda NTT,
beliau bertugas di bagian pengamanan jalan raya. Namanya Kompol. Bambang, kami
bertemu medio Oktober 2012 saat melakukan kunjungan stakeholder. Ketika itu
juga dirangkaiakan untuk mengantar Deriyanto Zakarias, murid SD Batulai yang
terpilih sebagai duta keselamatan di jalan untuk provinsi NTT.
Ketika bertemu
beliau kami seperti sedang mengikuti leadership
forum yang biasa dilaksanakan di camp pelatihan pengajar muda. Bedanya,
sesi dengan Pak Bambang lebih mudah di cerna. Kami lebih bisa membayangkan dan
mengkomparasikan dengan apa yang telah kami lewati. Saat itu, beliau bercerita
banyak tentang suka duka bertugas di jajaran kepolisian. Dari kalimantan hingga
beberapa kabupaten di provinsi NTT, beberapa pengalaman dan petikan pelajaran
dari perjalanan selama iya bertugas disampaikan dengan lugas. Kami semuanya
tersenyum takjub dan sesekali menganggukkan kepala, sebagai pernyataan jika
kami sangat setuju dengan apa yang beliau sampaikan. Beberapa pesan kami catat,
namun ada satu pernyataan yang menurut saya sarat akan makna.
"BIAR ROTE
TETAP SENYUM"
Empat kata di atas
multiinterpretatif, maknanya akan sesuai dengan suasana hati sang pembaca.
Entah si pembaca sedang bahagia, marah, senang, sedih, pesimis, skeptis,
ataupun optimismenya sedang meletup. Kumpulan kata itu akan memancarkan
spektrum maknanya sesuai yang diinginkan sang pembaca. Jika ragu silahkan coba
sendiri, kondisikan suasana hati anda maka akan menemukan maknanya sesuai yang
diharapkan........ Hehehhehe.....,
Keadaan tersebut
menggambarkan jika apa yang kita lakukan untuk mendapatkan atau menghasilkan
sesuatu di mulai dari cara kita memandang sesuatu itu sendiri.
Nah coba kita
melebarkan jangkauan kalimat tersebut menjadi "biar INDONESIA tetap
senyum", tentu akan berbeda spektrum maknanya. Tergantung rakyat yang mana
yang memandangnya.....
Bagaimana ????
Baca Selengkapnya......