Kamis, September 09, 2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H

Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi yang kadang penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri 1431 H, mohon maaf lahir Dan batin.
Darul Syahdanul, Sekeluarga.

Baca Selengkapnya......

Rabu, September 08, 2010

Manifesto Kolonel Adji Suradji (Pemimpin, Keberanian, Perubahan)

Terdapat dua jenis pemimpin cerdas, yaitu pemimpin cerdas saja dan pemimpin cerdas yang bisa membawa perubahan.

Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.

Indonesia sudah memiliki lima mantan presiden dan tiap presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati.

Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soeharto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan. Yang lain, betapapun besar jasanya bagi bangsa dan negara, ada saja yang membuat mereka lengser secara tidak elegan.

Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu ”Bersama Kita Bisa” (2004) dan ”Lanjutkan” (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional.

Artinya, apabila pemerintahan SBY berniat memberantas korupsi, seharusnya fiat justitia pereat mundus —hendaklah hukum ditegakkan— walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I, 1503-1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga Satgas Pemberantasan Mafia), korupsi pun hilang. Tepatnya, seolah-olah hilang. Realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di negara yang disebut Indonesia ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.

Quid leges sine moribus (Roma)—apa artinya hukum jika tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?

Keberanian

Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima risiko apa pun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari komitmen visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang diperjuangkan.

Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.

Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya.

Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun, dalam konteks korupsi yang kian menggurita, tersisa pertanyaan, apakah SBY hingga 2014 mampu membawa negeri ini betul-betul terbebas dari korupsi?

Pertanyaan lebih substansial: apakah SBY tetap pada komitmen perubahan? Atau justru ide perubahan yang dicanangkan (2004) hanya tinggal slogan kampanye karena ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan? Terakhir, apakah SBY dapat dipandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko, atau justru menjalankan kepemimpinan populis dengan segala pencitraannya?

Indonesia perlu pemimpin visioner. Pemimpin dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakkan. Sebab, setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan. Di dunia ini telah lahir beberapa pemimpin negara yang berkarakter dan membawa perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah Presiden Evo Morales (Bolivia), Ahmadinejad (Iran), dan Hugo Chavez (Venezuela).

Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya —dengan jargon reformasi gelombang kedua— SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.

Sumber: Kompas, 6 September 2010

Yang dapat saya rangkum dari tulisan di atas adalah.....
  1. Terdapat dua jenis pemimpin cerdas, yaitu pemimpin cerdas saja dan pemimpin cerdas yang bisa membawa perubahan. Untuk menciptakan perubahan, tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian.
  2. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.
  3. Presiden dan Perubahan: Soekarno sang Proklamator, Soeharto sang Bapak Pembangunan, Habibie sang Teknokrat, Gus Dur sang Pluralis, Megawati sang Ratu Demokrasi.
  4. Di era reformasi, berdiri banyak lembaga baru untuk memberantas korupsi, seperti KPK, Pengadilan Tipikor dan Satgas Pemberantasan Mafia. Tapi realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.
  5. Yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati.
  6. Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin-kepentingan rakyat-keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.
  7. Secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan.
  8. Setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan.
  9. Masyarakat Indonesia berharap kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Baca Selengkapnya......

Hari ini, Hari Baik...?????

Hari ini 29 Ramadhan 1431 H atau tanggal 8 September 2010 M, atau biasanya disingkat 080910... mmm tanggal yang unik... status di Facebook, Twitter, Koprol, serta situs-situs jejaring sosial lainnya saat ini ramai memasang status tentang tanggal hari ini, ataupun berpendapat tentang tanggal unik yang terjadi hari ini....

Status mereka bermacam-macam...... ada yang berharap dapat pacar baru....., trus ada juga yang unik.. dia berharap ditembak tepat hari ini, hwahahah.... mudah-mudahan yang bersangkutan membacanya. Selain itu ada juga yang menulis "semoga ini awal dari segalanya" sepertinya dia punya ekspektasi yang begitu tinggi tentang hari ini....


Ada juga yang telah putus asa, "kalo ga' hari ini masih ada 101010". Wuih... sepertinya muantabp kalo jadian di hari itu.... ayo rame-rame pedekate dari sekarang....... hwhahahha... aktivitas dan tanggal memang tenlah menjadi budaya di negeri kita (paling tidak di daerah saya), biasanya orang tua kita/kakek/nenek/orang yang dituakan lah memperhatikan tanggal/kalender yang ada di rumah sebelum melaksanakan momen-momen penting (biasanya pesta pernikahan, sunatan, masuk rumah baru, memulai usaha, dll). kalau tidak salah nama pengetahuan ini adalah ilmu falak.

Bedanya orang yang dituakan dan anak-anak muda sekarang dalam melihat "hari baik" yaaa.. di situ.... kalo yang muda "yang penting kelihatan unik dan asik di dengar... hajar..." :D. Kalo orang tua liat dulu bagaimana posisi bulan dan matahari serta tanda-tanda alam yang lain....

Saran, sebelum jadian konsultasilah dulu dengan orang yang dituakan. Jangan sampai tanggal yang anda pilih itu salah.... :D Boleh percaya boleh tidak.

Baca Selengkapnya......

Sabtu, September 04, 2010

Yahoo..! Koprol, Situs jejaring sosial yang aseek....


Koprol merupakan jejaring sosial berdasarkan lokasi yang ditujukan untuk kota-kota di Indonesia (sampai saat ini), Koprol memberitahu lokasi sesama pengguna Koprol serta menghubungkan sesama penggunanya yang berada ditempat yang sama. Jejaring sosial ini menggunakan metode berbasis lokasi. Disini ponsel pengguna dapat bersifat seperti GPS tanpa aplikasi GPS dari ponsel itu sendiri. Koprol menyediakan sejumlah pilihan tempat dimana penggunanya bisa check-in di lokasi tersebut. Setelah masuk log, di sini pengguna bisa melihat siapa saja anggota lain yang sedang berada di lokasi yang sama.

Jejaring sosial ini sangat aseekk..., karena penggunaannya gampang dan sepertinya berpotensi untuk mengalahkan facebook di masa yang akan datang... dan tahu kah kawan-kawan.... ternyata.. Koprol mulai muncul di Indonesia sejak awal 2009, didirikan oleh Satya Witoelar, Fajar Budiprasetyo, dan Daniel Armanto.

Layanan Koprol yang unik adalah Check In (Auto Check In), Merupakan cara singkat untuk masuk log sekaligus memilih tempat dimana pengguna berada. Dapat digunakan saat pengguna butuh mengakses dimana dia berada secara cepat. Banggalah kita sebagai bangsa Indonesia, karena ternyata karya anak bangsa ini telah di lirik oleh yahoo.com dan saat ini telah di akusisi.

Dalam akusisi tersebut, yahoo membeli seluruh seluruh aset teknologi serta 11 orang karyawan Koprol, termasuk para pendirinya yang akan menjadi karyawan Yahoo. "Dengan bangga saya mengumumkan bahwa kini kami adalah bagian dari Yahoo,” kata Satya Witoelar, Co-Founder sekaligus Chief Creative Officer Koprol, di FX Plaza Jakarta, Selasa 25 Mei 2010.

Yahoo dan Koprol tidak mau menyebutkan nilai akuisisi ini. Namun, pada April 2010, Yahoo sempat ‘melamar’ layanan berbasis lokasi asal New York, FourSquare, dengan tawaran senilai US$100 juta atau sekitar Rp 934 miliar. hmmmppp spertinya ada milyarder baru di negeri ini..... :D.

AYO PEDULI, KEMUDIAN SELANJUTNYA ANDA BERKARYA.....
JAYALAH IBU PERTIWI......

Baca Selengkapnya......