Selasa, Agustus 04, 2009

Rumah Bambu Fabrikasi


Menurut Presiden The Associatioan of Medical Doctor of Asia (AMDA) Indonesia, Prof. Dr. dr. Andi Husni Tanra (Harian Fajar, 17 januari 2008) Indonesia sangat rawan dan selalu terkena bencana. Karena posisi wilayah Indonesia terletak di dalam lempeng tektonik. Selain gempa, musibah banjir bandang dan bencana longsor dalam beberapa tahun terakhir juga sering terjadi diantaranya longsor di Bohorok, Pacet, Jember, bencana yang sama juga terjadi di Sinjai dan beberapa kabupaten lain di Sulawesi Selatan serta di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Oleh karena itu, pasca bencana alam dibutuhkan beberapa tindakan yang cepat untuk mengevakuasi korban. Hal ini dilakukan agar mereka tidak mengalami trauma yang berkepanjangan karena terlalu lama di lokasi bencana. Jepang sebagai negara maju dan sangat berpengalaman dalam membangun sistem penanggulangan pasca bencana dapat dijadikan acuan. Jepang mempersiapkan infrastruktur dan budaya masyarakatnya menghadapi ancaman bencana alam.
Indonesia yang memiliki banyak kesamaan dengan jepang, dalam hal bencana alam perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang. Salah satu tahapan yang perlu diperhatikan adalah mengeluarkan kebijakan Hyogo Phoenix Plan sebagai upaya rekonstruksi atas semua infrastruktur dan fasilitas pelayanan masyarakat yang rusak (www.lipi.go.id, 21/07/ 2008). Di Indonesia hal ini diterjemahkan dengan upaya membangun seribu rumah pasca bencana alam untuk korban yang mengalami kerusakan rumah yang sangat parah.
Rumah yang dibangun ini terbuat dari kayu, kenyataan ini sungguh sangat menyedihkan karena sesungguhnya bantuan ini telah membuka potensi bencana alam baru di daerah lain. Kayu-kayu ini tentunya diambil di hutan, sehingga secara langsung menyebabkan penggundulan hutan bagi wilayah tersebut dan dalam jangka panjang akan menyebabkan banjir dan tanah longsor. Berdasarkan keadaan ini maka penulis mendesain rumah yang menggunakan produk lokal dalam hal ini bambu. Desain rumah yang akan dibuat dalam karya ilmiah ini adalah rumah fabrikasi. Keunggulan dari rumah fabrikasi yang didesain yaitu konstruksi pembangunannya cepat, karena menggunakan modul hasil fabrikasi industri (pabrik) yaitu baja ringan dan memanfaatkan bambu sebagai pelengkap elemen-elemen rumah. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui desain rumah bambu fabrikasi.
2. Untuk mengetahui pembangunan rumah bambu fabrikasi pasca bencana alam.
Bambu adalah tanaman rakyat dimana untuk mendapatkannya cukup mudah. Menurut Frick (2004), bambu adalah bahan ramuan yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Sedangkaan menurut Elizabeth dalam Primack (1998), bambu adalah hasil hutan bukan kayu yang belum sepenuhnya dimaanfaatkan tetapi memiliki potensi pemanfaatan yang sangat besar misalnya sebagai bahan bangunan.
Rumah Fabrikasi adalah rumah yang kontruksi pembangunannya cepat, menggunakan modul hasil fabrikasi industri (pabrik). Komponen-komponennya dibuat dan sebagian dipasang pabrik (off site). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi, disusun kembali dengan cepat, dan tinggal melengkapi utilitas (utility) serta pengerjaan akhir (finishing) (Roychansyah, 2009).

Bencana Adalah bencana yang diakibatkan oleh gejala alam (Sri Sulestari, 2008). Bencana merupakan peristiwa yang mengakibatkan korban, menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (2005) bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan/atau keduanya yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana, prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Sedangkan menurut Nakmofa (2007), bencana adalah gangguan atau kekacauan fungsi sosial yang serius yang menyebabkan korban jiwa, materi dan atau lingkungan yang melebihi kemampuan orang yang mengalami musibah untuk mengatasi dengan sumber daya yang tersedia.
Objek yang akan dikaji dalam karya ilmiah ini adalah desain rumah fabrikasi yang menggunakan baja ringan dalam penyusunan rangkanya dan dikombinasikan dengan bambu sebagai pelengkap elemen-elemen rumah. Dalam karya tulis ini akan di bahas keunggulan-keunggulan rumah bambu fabrikasi dalam pembangunan rumah pasca bencana alam.
Jenis tulisan dalam karya ilmiah ini adalah studi kepustakaan (library research). Data yang diperoleh dari berbagai literatur diseleksi dan direduksi kerelevanannya dengan objek yang dikaji. Setelah itu, dilakukan penyajian objek yang akan dibahas. Proses penyajian objek yaitu data dianalisis secara deskriptif dengan cara mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan desain rumah bambu fabrikasi sebagai solusi pembangunan rumah pasca bencana alam. sehingga menunjukkan kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

Kegiatan penanggulangan bencana alam di Indonesia selama ini terkesan hanya difokuskan pada kegiatan tahap tanggap darurat saja. Artinya hanya bertindak setelah bencana terjadi, sementara selama bencana belum terjadi praktis pemerintah cenderung tidak melakukan hal-hal yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pemberian bantuan pembangunan rumah bagi korban bencana alam, rumah ini terbuat dari kayu yang secara otomatis diambil dari hutan kayu yang ada di Indonesia.
Hasil telaah pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber, menghasilkan sebuah desain rumah bambu fabrikasi yang mengkombinasikan baja ringan dan tanaman rakyat Indonesia yang potensial yaitu bambu, desain ini dapat diterapkan sebagai model pembangunan rumah bantuan pasca bencana alam. Luasan rumah hasil desain adalah 36 m² . Rumah ini tidak dilengkapi dengan WC/Kamar Mandi dengan pertimbangan jika rumah ini dibangun dalam jumlah yang banyak untuk korban bencana alam maka dapat menggunakan kamar mandi konvensional yang membutuhkan pemodelan lebih lanjut.
Komponen-komponen utama rumah bambu fabrikasi, seperti tiang-tiang utama, rangka atap dan reng serta modul pemasangan dapat dipesan melalui industri (pabrik) dan sebagian dapat pula dipasang oleh pabrik (off site). Dengan demikian, beberapa manfaat dapat diperoleh jika dibandingkan dengan pembangunan rumah bantuan bencana alam yang selama ini terbuat dari kayu, seperti waktu konstruksi yang cepat karena modul desain telah ada dan pekerja dilapangan tinggal memasang sesuai petunjuk di modul, lingkungan pembangunan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Selain itu, jika desain ini telah diterapkan dapat menghemat penggunaan kayu-kayu hutan, mampu mengurangi tingkat penggelembungan dana pembangunan bantuan rumah bencana alam karena desainnya yang paten dan pemerintah hanya mengontrol pabrik yang membuatnya. Sedangkan untuk elemen rumah dari tanaman bambu dapat diperoleh hampir di seluruh wilayah Indonesia, dan untuk merenovasi rumah (setelah ± 5 tahun) pemerintah cukup menanam tanaman bambu disekitar kompleks rumah bantuan bencana alam yang dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi sebuah hutan bambu yang dapat dimaanfaatkan penduduk sekitar.

Berdasarkan hasil telaah pustaka dan analisis terhadap desain yang telah dibuat maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Rumah bambu fabrikasi yang didesain, komponen utamanya (tiang-tiang utama, balok lantai, dan rangka atap) terbuat dari baja ringan, sedangkan elemen utilitas rumah (dinding, pintu, jendela, atap, dan tangga) terbuat dari berbagai jenis bambu sesuai keunggulannya masing-masing.
2. Pembangunan rumah bambu fabrikasi pasca bencana alam dilakukan dengan cara komponen-komponen utama rumah bambu fabrikasi, seperti tiang-tiang utama, rangka atap dan reng serta modul pemasangan dipesan melalui industri (pabrik). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi pembangunan rumah pasca bencana alam, disusun kembali dengan cepat, dan tinggal melengkapi utilitas (utility) dalam hal ini penambahan elemen-elemen rumah yang terbuat dari bambu serta pengerjaan akhir (finishing).
Adapun saran-saran yang dapat dijadikan masukan oleh pihak-pihak terkait adalah:
1. Diharapkan bagi pemerintah untuk menggunakan/menerapkan desain rumah bambu fabrikasi yang telah dibuat pada daerah yang tertimpa bencana alam.
2. Diharapkan bagi para pengembang perumahan untuk mengembangkan desain rumah fabrikasi yang dikombinasikan dengan bahan baku lokal.
3. Diharapkan kepada masyarakat agar bambu yang digunakan pada konstruksi rumah dapat tetap bertahan, maka perlu menanam pohon bambu disekitar rumah agar proses penggantian bambu yang telah rusak dapat dengan cepat teratasi.
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih luas dan lebih dalam mengenai rumah fabrikasi serta bahan baku lokal lain yang berpotensi untuk dipadukan.

Baca Selengkapnya......