Selasa, Agustus 04, 2009

Rumah Bambu Fabrikasi


Menurut Presiden The Associatioan of Medical Doctor of Asia (AMDA) Indonesia, Prof. Dr. dr. Andi Husni Tanra (Harian Fajar, 17 januari 2008) Indonesia sangat rawan dan selalu terkena bencana. Karena posisi wilayah Indonesia terletak di dalam lempeng tektonik. Selain gempa, musibah banjir bandang dan bencana longsor dalam beberapa tahun terakhir juga sering terjadi diantaranya longsor di Bohorok, Pacet, Jember, bencana yang sama juga terjadi di Sinjai dan beberapa kabupaten lain di Sulawesi Selatan serta di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Oleh karena itu, pasca bencana alam dibutuhkan beberapa tindakan yang cepat untuk mengevakuasi korban. Hal ini dilakukan agar mereka tidak mengalami trauma yang berkepanjangan karena terlalu lama di lokasi bencana. Jepang sebagai negara maju dan sangat berpengalaman dalam membangun sistem penanggulangan pasca bencana dapat dijadikan acuan. Jepang mempersiapkan infrastruktur dan budaya masyarakatnya menghadapi ancaman bencana alam.
Indonesia yang memiliki banyak kesamaan dengan jepang, dalam hal bencana alam perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang. Salah satu tahapan yang perlu diperhatikan adalah mengeluarkan kebijakan Hyogo Phoenix Plan sebagai upaya rekonstruksi atas semua infrastruktur dan fasilitas pelayanan masyarakat yang rusak (www.lipi.go.id, 21/07/ 2008). Di Indonesia hal ini diterjemahkan dengan upaya membangun seribu rumah pasca bencana alam untuk korban yang mengalami kerusakan rumah yang sangat parah.
Rumah yang dibangun ini terbuat dari kayu, kenyataan ini sungguh sangat menyedihkan karena sesungguhnya bantuan ini telah membuka potensi bencana alam baru di daerah lain. Kayu-kayu ini tentunya diambil di hutan, sehingga secara langsung menyebabkan penggundulan hutan bagi wilayah tersebut dan dalam jangka panjang akan menyebabkan banjir dan tanah longsor. Berdasarkan keadaan ini maka penulis mendesain rumah yang menggunakan produk lokal dalam hal ini bambu. Desain rumah yang akan dibuat dalam karya ilmiah ini adalah rumah fabrikasi. Keunggulan dari rumah fabrikasi yang didesain yaitu konstruksi pembangunannya cepat, karena menggunakan modul hasil fabrikasi industri (pabrik) yaitu baja ringan dan memanfaatkan bambu sebagai pelengkap elemen-elemen rumah. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui desain rumah bambu fabrikasi.
2. Untuk mengetahui pembangunan rumah bambu fabrikasi pasca bencana alam.
Bambu adalah tanaman rakyat dimana untuk mendapatkannya cukup mudah. Menurut Frick (2004), bambu adalah bahan ramuan yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Sedangkaan menurut Elizabeth dalam Primack (1998), bambu adalah hasil hutan bukan kayu yang belum sepenuhnya dimaanfaatkan tetapi memiliki potensi pemanfaatan yang sangat besar misalnya sebagai bahan bangunan.
Rumah Fabrikasi adalah rumah yang kontruksi pembangunannya cepat, menggunakan modul hasil fabrikasi industri (pabrik). Komponen-komponennya dibuat dan sebagian dipasang pabrik (off site). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi, disusun kembali dengan cepat, dan tinggal melengkapi utilitas (utility) serta pengerjaan akhir (finishing) (Roychansyah, 2009).

Bencana Adalah bencana yang diakibatkan oleh gejala alam (Sri Sulestari, 2008). Bencana merupakan peristiwa yang mengakibatkan korban, menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (2005) bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan/atau keduanya yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana, prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Sedangkan menurut Nakmofa (2007), bencana adalah gangguan atau kekacauan fungsi sosial yang serius yang menyebabkan korban jiwa, materi dan atau lingkungan yang melebihi kemampuan orang yang mengalami musibah untuk mengatasi dengan sumber daya yang tersedia.
Objek yang akan dikaji dalam karya ilmiah ini adalah desain rumah fabrikasi yang menggunakan baja ringan dalam penyusunan rangkanya dan dikombinasikan dengan bambu sebagai pelengkap elemen-elemen rumah. Dalam karya tulis ini akan di bahas keunggulan-keunggulan rumah bambu fabrikasi dalam pembangunan rumah pasca bencana alam.
Jenis tulisan dalam karya ilmiah ini adalah studi kepustakaan (library research). Data yang diperoleh dari berbagai literatur diseleksi dan direduksi kerelevanannya dengan objek yang dikaji. Setelah itu, dilakukan penyajian objek yang akan dibahas. Proses penyajian objek yaitu data dianalisis secara deskriptif dengan cara mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan desain rumah bambu fabrikasi sebagai solusi pembangunan rumah pasca bencana alam. sehingga menunjukkan kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

Kegiatan penanggulangan bencana alam di Indonesia selama ini terkesan hanya difokuskan pada kegiatan tahap tanggap darurat saja. Artinya hanya bertindak setelah bencana terjadi, sementara selama bencana belum terjadi praktis pemerintah cenderung tidak melakukan hal-hal yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pemberian bantuan pembangunan rumah bagi korban bencana alam, rumah ini terbuat dari kayu yang secara otomatis diambil dari hutan kayu yang ada di Indonesia.
Hasil telaah pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber, menghasilkan sebuah desain rumah bambu fabrikasi yang mengkombinasikan baja ringan dan tanaman rakyat Indonesia yang potensial yaitu bambu, desain ini dapat diterapkan sebagai model pembangunan rumah bantuan pasca bencana alam. Luasan rumah hasil desain adalah 36 m² . Rumah ini tidak dilengkapi dengan WC/Kamar Mandi dengan pertimbangan jika rumah ini dibangun dalam jumlah yang banyak untuk korban bencana alam maka dapat menggunakan kamar mandi konvensional yang membutuhkan pemodelan lebih lanjut.
Komponen-komponen utama rumah bambu fabrikasi, seperti tiang-tiang utama, rangka atap dan reng serta modul pemasangan dapat dipesan melalui industri (pabrik) dan sebagian dapat pula dipasang oleh pabrik (off site). Dengan demikian, beberapa manfaat dapat diperoleh jika dibandingkan dengan pembangunan rumah bantuan bencana alam yang selama ini terbuat dari kayu, seperti waktu konstruksi yang cepat karena modul desain telah ada dan pekerja dilapangan tinggal memasang sesuai petunjuk di modul, lingkungan pembangunan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Selain itu, jika desain ini telah diterapkan dapat menghemat penggunaan kayu-kayu hutan, mampu mengurangi tingkat penggelembungan dana pembangunan bantuan rumah bencana alam karena desainnya yang paten dan pemerintah hanya mengontrol pabrik yang membuatnya. Sedangkan untuk elemen rumah dari tanaman bambu dapat diperoleh hampir di seluruh wilayah Indonesia, dan untuk merenovasi rumah (setelah ± 5 tahun) pemerintah cukup menanam tanaman bambu disekitar kompleks rumah bantuan bencana alam yang dalam perkembangan selanjutnya dapat menjadi sebuah hutan bambu yang dapat dimaanfaatkan penduduk sekitar.

Berdasarkan hasil telaah pustaka dan analisis terhadap desain yang telah dibuat maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Rumah bambu fabrikasi yang didesain, komponen utamanya (tiang-tiang utama, balok lantai, dan rangka atap) terbuat dari baja ringan, sedangkan elemen utilitas rumah (dinding, pintu, jendela, atap, dan tangga) terbuat dari berbagai jenis bambu sesuai keunggulannya masing-masing.
2. Pembangunan rumah bambu fabrikasi pasca bencana alam dilakukan dengan cara komponen-komponen utama rumah bambu fabrikasi, seperti tiang-tiang utama, rangka atap dan reng serta modul pemasangan dipesan melalui industri (pabrik). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi pembangunan rumah pasca bencana alam, disusun kembali dengan cepat, dan tinggal melengkapi utilitas (utility) dalam hal ini penambahan elemen-elemen rumah yang terbuat dari bambu serta pengerjaan akhir (finishing).
Adapun saran-saran yang dapat dijadikan masukan oleh pihak-pihak terkait adalah:
1. Diharapkan bagi pemerintah untuk menggunakan/menerapkan desain rumah bambu fabrikasi yang telah dibuat pada daerah yang tertimpa bencana alam.
2. Diharapkan bagi para pengembang perumahan untuk mengembangkan desain rumah fabrikasi yang dikombinasikan dengan bahan baku lokal.
3. Diharapkan kepada masyarakat agar bambu yang digunakan pada konstruksi rumah dapat tetap bertahan, maka perlu menanam pohon bambu disekitar rumah agar proses penggantian bambu yang telah rusak dapat dengan cepat teratasi.
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih luas dan lebih dalam mengenai rumah fabrikasi serta bahan baku lokal lain yang berpotensi untuk dipadukan.

Baca Selengkapnya......

Kamis, Juli 09, 2009

Pengumuman PPRI VIII Tahun 2009

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Bagi teman-teman yang telah mengirimkan proposal penelitian guna untuk mengikuti Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) VIII Tahun 2009, berdasarkan pengumuman dari LIPI, pelaksanaan PPRI VIII pada tanggal 9-12 Agustus 2009.

Sedangkan pengumuman pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 31 Juli 2009 di Website LIPI (http://www.lipi.go.id).

Mudah-mudahan kita yang telah mengirimkan dapat memperoleh hasil yang terbaik.....
Cayyo.....

Walaikum Salam Wr. Wb.

Baca Selengkapnya......

Minggu, Juli 05, 2009

MAHALNYA PEMIMPIN BANGSA

Berapakah biaya yang di keluarkan negara ini…..
Untuk menghasilkan pemimpin rakyat…..

Pernahkah kita memikirkan hal tersebut..?, berdasarkan data yang dirilis oleh salah satu stasiun TV swasta (RCTI, Seputar Indonesia 11/06/2009) jumlah yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai Pemilihan Umum dan Pilpres untuk dua putaran adalah 13.500.000.000.000 (tiga belas trilyun rupiah). Jumlah yang sangat luar biasa untuk negeri yang dilanda krisis ekonomi yang tak kunjung reda, berdasarkan iklan salah satu pasangan capres/cawapres saat setiap rakyat indonesia memilik utang sebesar Rp 7.000.000,-. Sungguh sebuah kenyataan yang sangat ironis untuk negeri yang katanya kaya akan sumber daya alam dan kebudayaan ini. Namun saat ini itu hanya mimpi dan mungkin saja adalah sebuah dongeng, karena sampai saat ini kita semua ternyata memiliki utang dan kekayaan kita adalah kayan utang dan budaya kita adalah bersikap apatis terhadap masalah krusial bangsa ini.
Saat ini kita dapat melihat setiap orang hanya mementingkan kepentingan pribadinya, tidak adalagi budaya gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Yang kaya berpikir bagaimana dia bisa bertambah kaya dan si miskin berpikir bagaimana bisa bertahan hidup dihari esok. Kita adalah bangsa yang besar secara kuantitas namun bangsa yang kerdil dari segi kualitas. Namun semua itu mudah-mudahan bisa teratasi atau paling tidak bisa berkurang hal-hal miris yang terjadi di negara ini. Karena beberapa hari lagi kita akan menemukan pemimipin yang punya ide cemerlang untuk melepaskan negara ini dari cengkraman utang dan penyakit sosial yang semakin kronis. Hampir semua pasangan di Pilpres 2009 kali ini memiliki ide yang mirip-mirip jika di telisik lebih dalam, mereka semua menjanjikan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil dan berjanji menghapus/menghilangkan utang luar negeri selama mereka menjabat nantinya.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut negara harus mengeluarkan biaya sebesar yang disebutkan diawal tulisan ini. Dan kita semua berharap mudah-mudahan biaya yang dikeluarkan sebanding dengan kinerja mereka dilapangan nantinya. Ibarat pemain sepak bola (Christiano Ronaldo) yang dibeli dengan banderol ± 1,3 Trilyun, tentu pemilik klub yang membelinya berharap dia bisa bermain indah di lapangan hijau nantinya dan menjadi sumber uang untuk klub tersebut. Seperti itulah kira-kira harapan penulis secara pribadi dan mungkin saja menjadi harapan semua masyarakat indonesia.
Andai saja setelah mereka terpilih nanti dan dengan di tutup kata maaf di akhir tahun periode pemerintahannya, karena mereka lupa mewujudkan salah satu janjinya. Mungkinkah kita menerimanya..?, dan kita menyesali diri karena telah salah memilih pemimpin bangsa. Mudah-mudahan itu tidak terjadi dan kita semua bisa memakluminya nanti, karena siapapun yang terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden adalah manusia biasa yang pasti punya kekurangan dan kelebihan. Dan posisi itu adalah sebuah amanah agar bangsa ini punya pemimpin yang bisa mengayomi arah pergerakan bangsa menuju Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera untuk semua rakyat Indonesia. Setelah pemerintahan itu berakhir kita akan mencari lagi penggantinya dengan biaya yang tentunya tidak sedikit di masa yang akan datang. Dan siklus ini akan terus berlangsung sampai era Demokrasi ini berganti menjadi era yang entah apa namanya nanti seperti era Orde Baru di masa yang lalu.
Apakah kita akan terus seperti ini…? lain padang lain belalangnya……
Kita tentu butuh sebuah solusi agar permasalahan bangsa ini bisa selesai dengan cepat. Karena sekarang seolah-olah masalah bangsa hanya dialami oleh kelompok tertentu, dapat kita lihat pada pilpres pada tahun 2004 yang lalu. Saat itu pasangan SBY-JK menjadi pemenang mengalahkan pasangan yang lain, dengan jargon “bersama kita bisa” pasangan ini mungkin berharap lima tahun kedepan pasangan lain dan pendukungnya bisa bekerja sama dan bahu-membahu menyelesaikan permasalahan bangsa.

Pemimpin yang tepat untuk menyelesaikan masalah bangsa ini adalah silahkan dibaca

Baca Selengkapnya......

Kamis, Mei 07, 2009

The Efforts Of Educated Unemployment Through Entrepreneurship Development Center In The State University of Makassar

Nowadays, one of the phenomena that occur in Indonesia, namely unemployment. Unemployment has been growing because of new job seekers is greater than the number of employment opportunities every year. Ironically, unemployment is dominated by the open circles that have a significant educational qualification. Unemployment of the educated unemployed is referred to as the educated.
Efforts that can be done to tackle unemployment is to create educated entrepreneurs from among students who are able to provide new employment and gave them any skills that match market needs. These can be done through training in entrepreneurship students. Implementation of the training is done through student entrepreneurship training centers in the State University of Makassar (UNM). This is based on the UNM vision that is as central to education, the review, development and education, science, technology, and a conception of art and educational entrepreneurship.
Writing this paper aims to understand the efforts of educated unemployment through entrepreneurship development training center student at the State University of Makassar. It applied with the concept of entrepreneurship training students are expected alumnus of UNM have the knowledge and skills appropriate to the needs of companies so that they easily get a job. In addition, it is expected that the creation of new entrepreneurs who are able to create employment so that the number of unemployment can be reduced.
Unemployment is a phenomenon where the work force does not get a job. According to Tyas (2005), unemployment is the labor force that is not working but are seeking full-timers who work in search of work. According Mariyanti, unemployment is the proportion of labor force that does not work. Unemployment has passed a formal school called educated unemployment. Djojonegoro (2008) states that the educated unemployed are those who have a graduate education qualification enough but still do not have a job. Unemployment of educated high school graduates, vocational high school , diploma programs, and universities.
According Martaja (2009), the criteria is the educated unemployed university graduates, both D1, D2, D3, S1, S2 and S3 is not a job, and they predicated as job seekers.
One of the important part is the entrepreneur in entrepreneurship. The entrepreneurial raised by Haruman (2008:2) who states that: entrepreneur is a person that is capable of combining various factors of production to create something new and have added value through a process called entrepreneurship. So the most fundamental essence of entrepreneurship is the occurrence of innovations that aim to improve welfare.
An entrepreneur must be able to create employment. Thus, the people who work as a result of the employment created by entrepreneurs will be help in the fulfillment of their needs. Entrepreneurs is a combatant subjugate themselves to the community with education and has existed with its own ability to help meet the needs of the community that increasing employment opportunities and expand (http://www.e-dukasi.net).
Entrepreneurship is a positive response to obtain business opportunities and services for others. According to Dalimunthe (2004), is the entrepreneurial spirit, behavior and ability to give positive responses to the opportunities that benefit themselves and / or better services, and create and provide a more useful product (http://digilib.usu.ac . id).
This will be discussed in this research is entrepreneurship students. By looking at the description of entrepreneurship, it can be mentioned that the entrepreneurial students are students as entrepreneurs who have the willingness, attitude, behavior, and the spirit, courage and bear the financial risk, psychiatric, social, and in managing a business with the goal of improving the welfare of self and community through fulfillment of community needs and expand employment.
Type of this paper is the study of literature (library research). Data and information used from various literature that are relevant to the issues raised. Literature in the form of books and articles from the internet media. After collecting data and information, and all results are reduced its relevanted problem with the review. The process of continuous problem which will be discussed that is descriptive data are analyzed, in a way to identify factors associated with the concept of entrepreneurship development training center students at UNM will be applied in an effort to tackle unemployment educated.
Educated unemployment is pengangguan consisting of circles that have a graduate education qualification enough. Graduates from the university occupy the largest amount of unemployment in the educated. Educated unemployment occur not merely because of lack of employment but also because the knowledge and expertise-degree graduates produced by universities or high schools have the skills gap with the standards set by the company. Therefore, universities should provide students with the knowledge and skills appropriate to the needs of employment.
Entrepreneurship is an effort that can be done in providing employment. But the fact is, entrepreneurship has not been owned by most people and students in the universities in Indonesia. The cause of entrepreneurship does not develop in some universities, including UNM because of the entrepreneurial learning is still limited to certain departments. In addition, there are several factors that lead to a less entrepreneurial applied or developed among the students that the traditional pattern of thought, lack of motivation and enthusiasm, the nature of the introvert degree, influence the success of the ethics process less respect, safety-spirited player, weaknesses in leadership, influence feudality new style, fear does not have any social status, and the fear of taking risks. Therefore, the need to develop an entrepreneurial training center students at UNM-based technology. Training centers will be implemented through learning in the classroom, technology practices, and implementation of entrepreneurship. In general, the activities include, Lectures Entrepreneurship, College of Real Business, Consulting and Job Placement, Internships Entrepreneurship, Alternative Student Work, and the New Entrepreneurial incubation. After training in entrepreneurship center in UNM students applied, then the expected alumnus of UNM are able to work in a company or a firm of entrepreneurs who create employment.
Based on the explanation, it can disimpulan that the efforts of educated unemployment can be done through the process of entrepreneurial learning in the classroom, technology practices, and implementation of entrepreneurial activities by the students directly through the center of training students in entrepreneurship based on technology in the State University of Makassar. The activities of training in entrepreneurship, which will be implemented, namely College Entrepreneurship, College of Real Business, Consulting and Job Placement, Internships entrepreneurship, Alternative Student Work, and the New Entrepreneurial incubation. Therefore, it is recommended to the UNM to consider the concept of entrepreneurship training centers so that students can develop the concept at UNM. While the government is expected to not only focus on the level of open unemployment, but also trying to press the number of educated unemployment.

Baca Selengkapnya......

Education, HOW ON STUDENT LEARNING (CBSA) SKILL AND PROCESS

0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

1. The Student Learning How On (CBSA)
Learning application mental reaction is as-intellectual. Mental or cognitive reaction that happens, when dealing with child objects in the external environment around the child menstimulasinya. Objects can be referred to the external shape of the data, facts, events, problems, command, task description, and the like. In that regard, the way students learn what is on when connected with the concept that learning is a confrontation with new information or experience, the CBSA mean mental-intellectual reaction to the child in relation to the meaning of (wisdom) of the amount of data, facts, events, the settlement problem, the implementation of the command / task, and so forth. Meanwhile, when associated with the concept that learning is the learne's personal discovery of the meaning of that experience, the CBSA means pemerolehan the meaning of (wisdom) as a result of the experience of children with learning environment and learning objects.
With regard to the description above, then apply the principles of the CBSA, the process can be seen as the child to interact with learning objects to get wisdom contained in the object is belajat. What if disepadankan with Gagne (1975) the learning process is a set of events that created and designed to motivate, encourage and support student learning (and Manan Hanafi, 1988:14). Similarly with a view RAKA Joni (1980:1) that learning is the creation of the system environment that enables the occurrence of learning. Various views are essentially equivalent to that of the CBSA have principles is the creation of the system environment that provides a set of events to encourage children to take learning activities.
Active student learning (CBSA) is a term that means to the student active learning (SAL). CBSA is not discipline or language is not in theory, but is a way, the techniques used in learning activities (Semiawan, 1968).
Thus CBSA is one way or the learning strategies that require active student participation and learning in seoptimal so that students may be able to change behavior more effectively and efficiently in learning activities.
2. The characteristics of CBSA
Characteristics - the characteristics of the general method of learning How Active is Student Learning:
a. Students choose their own what is learned.
b. Students examine their own things.
c. Students prove themselves.
d. Conclude their own students.
e. Students write their own.
f. Students understand themselves.
CBSA have characteristics - characteristics and have learned the following conditions:
a. The atmosphere of togetherness to create a dynamic learning conditions, and relistis positive.
b. Providing the opportunity for students to develop abilities, to become a man full of creative initiative and independent, does not always depend on other people.
c. The occurrence of interaction, which is two-way communication, so that their change of mental attitude and knowledge, self esteem, the meaning of democracy in accordance with the dogged spirit and values of 45.

3. Destination CBSA
CBSA aims to give students the opportunity to be more active in developing the capacity in terms of personality:
a. Learning the lesson material with full attention.
b. Gain knowledge and experience with how to conduct themselves.
c. Own experience that uses material dipelajarinya lessons, develop curiosity and openness, honest, diligent, discipline, kretif of a given task.
d. Study group to determine the nature and the nature of personality and the ability of friends.
e. Thinking, mencobakan and develop the concept of certain values.
f. Determine the symptoms and / or learn / events that can menegembangkan new ideas.
g. Demonstrating the ability to think how to communicate that the discovery of new and penghayatan values both verbally and written.
4. The basic need CBSA
a. Assumption Education.
Education is a conscious effort treat humans. Education is the process of socialization to adulthood intellectual, social, moral and in accordance with the ability of human dignity.
b. Assumption students.
Assumption of the students based on: 1) pebelajar not human but a small man seutuhnya that have the potential to grow, 2) each individual / pebelajar different abilities, 3) individual / pebelajar basically the man is active, creative, and dynamic in the environment, 4 ) pebelajar have motifasi to meet their needs.
c. Teachers' assumptions.
Teachers starting from the assumption that: 1) responsible jawabatas that pebelajaran study results, 2) have the ability as a professional pebelajar, 3) have a code of ethics Teaching, 4) a role sebagaisumber study, study leader and facilitator, making it possible to study the achievement of better conditions for learning to pebelajar
d. Assumption Learning Process.
Some of the learners assumptions are: 1) the process of teaching is planned and implemented in accordance the system, 2) the study occurred when pebelajar interact with the learning environment that is governed by the learners, 3) the learning process will be more effective when using the methods and techniques are appropriate and efficient , 4) learning to give pressure to the process and a balanced product, 5) and the core of the learning process is the optimal learning pebelajar
5. Principles CBSA
a. Assumption education
The motive power is in private to encourage someone to do the activities.
b. Basic principles or context
Learning activities do not occur in a vacuum, is the pebelajar explanatory learn something new which, either directly or indirectly related.
c. Keterarahan principles point to the center or focus
Lessons are planned in the form of a pattern or be able to associate certain sections in a separate lesson. Without a pattern, lessons can be in pieces and the pebelajar akan difficult to concentrate.
d. The principle of social relationships or socialization
In studying the learners need to be trained to collaborate with colleagues sebayanya.
e. The principle of work to learn
Pebelajar in fact learn while working or doing activities
f. The principle difference between the individual or individualism
Each pebelajar, of course, have individual differences, such as: degree ingenuity, keenness, talent, family background and so forth.
g. The principle of problem-solving
Pebelajar all activities will be directed to achieve a particular purpose.

6. The Skills Approach
a. Approach to understanding the process skills
Skills skills pebelajar process is to manage the results obtained in the learning activities that provide opportunities to the broadest of pebelajar to observe, classify, interpret, predict, implement, plan and communicate research results are perolehannya (Ashar, 1991).
b. Objectives and scope of the process skills
1) The objective is the process skills to develop creativity in learning pebelajar, hinga they actively develop and implement a capability.
2) Scope of activities, starting on the physical and mental activities are fundamental in accordance with what is in my personal pebelajar.
c. Implementation process skills
Implementation of the skills strategy is to realize the process of setting pebelajar a classical, small groups, and individual activities in the learning process.
Ability or skills, basic skills in the implementation of the process include:
1) or the Mengobservasi
2) class (classifying)
3) Create a hypothetical
4) Plan of research / experimentation
5) Controlling variables
6) interpret or analyze data
7) Prepare the conclusion (inferensi)
8) predict (predict)
9) Applying (mengaplikasi)
10) communicate

Baca Selengkapnya......