Sabtu, Juli 21, 2012

Harapan (dari) Pagar Selatan

Tu'U merupakan budaya yang turun temurun telah diwariskan oleh suku-suku yang ada di kabupaten Rote Ndao. Suku di Rote Ndao sendiri berjumlah 19 yang pada awalnya berjumlah 20 (cerita pembantaian satu suku ini belum lengkap aku dapatkan). Pada praktiknya Tu'U merupakan salah satu kegiatan riil gotong royong di tengah masyarakat, gotong royong disini bentuknya dalam hal pelaksanaan pesta (pesta adat, pernikahan, bahkan kematianpun disebut pesta di sini). Hari ini (8 Juli 2012) saya ngobrol dengan bapak angkatku (namanya Yusuf Boboy), karena pagi ini bapak terlihat tidak seperti biasanya. Dia tampak kurang semangat dan agak berat menyelesaikan pekerjaan membuat ranjang dan pintu pesanan dari orang. Ketika ku hampiri dan memulai obrolan ternyata yang membuatnya gelisah adalah banyaknya agenda Tu'U akhir-akhir ini dalam keluarga bapak.
Tu'U sendiri dilakukan oleh kerabat yang masih punya hubungan darah, saya juga tidak mengetahui secara mendalam sampai mana batasan silsilah dalam keluarga yang di undang atau dilibatkan dalam prosesi Tu'U. Bapak memulai dengan perkataan "Tu'U ini lingkaran setan", aku langsung terperanjat kaget dan sedikit mengerutkan dahi. "kenapa bapak bilang (ngomong) seperti itu?" tanyaku untuk mengetahui lebih jelas. "Karena Tu'U ini su (sudah) banyak sonde (tidak) digunakan dengan baik sama orang". Kemudian bapak menjelaskan tentang beberapa kasus yang memanfaatkan budaya itu menjadi sesuatu yang menguntungkan secara pribadi (keluarga).
Sejak revitalisasi budaya Tu'U untuk pendidikan digalakkan pemerintah medio 2008/2009, perlahan-lahan masyarakat rote sudah mulai sadar dan mengurangi Tu'U untuk pesta pora. Selain karena aku lihat di spanduk-spanduk yang berseliweran di pinggir jalan, juga ketika cerita dengan bapak-bapak yang ada di sini (Desa Oenitas) mereka juga mulai memahami pentingnya investasi di bidang pendidikan. Menurut Tonce (Kawan Guru yang Alumni UNESA), cara pandang masyarakat saat ini sudah jauh berubah jika dibandingkan ketika iya masih SD dulu (sekitar tahun 1994-2000). Dulu ketika berangkat sekolah, dia dan kawan-kawannya sering di teriaki oleh orang-orang tua yang sedang iris lontar ¹ "hei... Lu (kamu) mau jadi apa ? Ke Sekolah bekeng (bikin/membuat) abis do'i sa (menghabiskan uang saja)". Hal tersebut membuktikan 18 tahun lalu pulau ini masih jauh dari pendidikan jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di negeri ini.
Namun siapa sangka, seiring waktu berjalan orang-orang di Desa Oenitas mulai berubah pikiran. Hal ini terjadi ketika tahun 2003-2005 ada beberapa anak di sini yang berani merantau ke Kupang bukan untuk mencari pekerjaan seperti kebanyakan pemuda di sini, tetapi dia merantau untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi di pulau seberang. Apatah lagi 4 tahun kemudian mereka sudah lulus dan mendapatkan pekerjaan baru² di negeri orang, ada yang jadi pegawai bank, polisi, guru, dan PNS. Sejak itu masyarakat di sini sudah mulai berani untuk investasi di bidang pendidikan, mereka percaya jika pendidikan akan merubah nasib generasi mereka menjadi lebih baik. Hal tersebut menurut Pak Tonce bisa di lihat dengan kalimat yang sering dilontarkan sebagian besar orang tua jika melihat anaknya malas ke sekolah. Mereka sering mengatakan "kalau lu malas ke sekolah lu mau jadi pemanjat lontar, na ???", apatah lagi medio 2009 kemarin dilakukan deklarasi untuk revitalisasi budaya (dalam hal ini Tu'U).
Deklarasi tersebut di hadiri oleh Dewan Adat Rote Ndao yang di ketuai oleh bapak John Ndolu, seluruh camat, kepala desa, tetua-tetua adat, dan pejabat birokrasi (Bupati dan Jajarannya), untuk mendeklarasikan "Tu'U untuk pendidikan". Dimana dalam pengejawantahannya di masyarakat dilakukan dalam bentuk patungan (dalam bentuk uang) keluarga, untuk membiayai pendidikan anak-anaknya yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tu'U Pendidikan sendiri hanya dilakukan satu kali untuk satu anak, olehnya itu biasanya keluarga memperhatikan betul kapan momentum yang tepat untuk melaksanakan upacara ini. Namun sayangnya menurut bapak, kadang ada orang tua yang memaksakan dan memimilih momentum yang kurang tepat sehingga dana hasil Tu'U sepenuhnya tidak digunakan dengan tepat. Entah sang anak tersebut berhenti sekolah atau kadang-kadang disalahgunakan oleh orang tua itu sendiri. Bukan resah dengan budayanya tapi bapak merasa kurang puas dengan oknum-oknum yang mulai memanfaatkan budaya untuk kepentingan pribadi.
Namun terlepas dari itu semua, Rote Ndao secara umum sepertinya mulai menyadari tentang arti pentingnya pendidikan. Mereka mulai sadar, jika sudah saatnya mereka merantau ke negeri nun jauh untuk menyerap ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Adat dan budaya pun sudah mereka sesuaikan dengan kebutuhan zaman, walaupun sepertinya butuh proses panjang dan pembelajaran yang tak kenal lelah agar permasalahan penerapan tak mengalami pembiasan. Selain adat dan budaya, dapur (sekolah) mereka juga mulai berbenah, mulai menata dan menambal kekurangan di sana sini. Semoga dengan hadirnya Indonesia Mengajar selama 5 tahun di Bumi Ti'I Langga dapat mempercepat kemajuan kualitas pendidikan. Satu tahun telah di lalui Pengajar Muda Angkatan II di sini, satu anak tangga telah terlewati. Dimana sepuluh anak muda tersebut telah memperkenalkan dengan nyata Indonesia Mengajar dengan masyarakat Rote Ndao.
Hal itu terbukti dengan pernyataan salah satu LSM yang telah bergerak di daerah ini selama kurang lebih 15 tahun, mereka mengatakan "IM melakukan pendekatan yang berbeda dengan kami, kalian lebih mengenal langsung dan dapat memastikan apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat". Sepuluh anak muda telah membuat pondasi yang kokoh, bagi generasi kedua Indonesia Mengajar yang berjumlah sembilan orang. Semoga setahun di sini dapat berbuat yang terbaik dan mempermudah pencapaian cita-cita pendidikan Ibu Pertiwi.
Note:
1. Iris Lontar : Mengambil sari (nira) pohon lontar untuk di masak dan dijadikan gula air (gula merah cair) atau gula lempeng (gula merah bentuknya pipih dengan diameter 5-8 cm).
2. Karena selama berpuluh-puluh tahun di Oenitas pekerjaan yang mereka tahu adalah panjat pohon Lontar, Bercocok Tanam, atau mengembala domba, sapi atau Kerbau). Sangat sedikit yang melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi.

Baca Selengkapnya......

Minggu, Juni 10, 2012

PEMAKNAAN PROSES, BUKAN PADA HASIL

“Kebersamaan selalu menghasilkan banyak interaksi, dan dari interaksi biasanya akan menghasilkan banyak interpretasi, dari interpretasi yang beragam akan menimbulkan jutaan pemaknaan”

“Kumpulkan makna yang kita dapatkan, silahkan di ramu dengan resep pribadi dan menghasilkan produk terbaik, yang siap menaklukkan badai terganas, pendakian yang paling terjal, dan menyelami palung terdalam di lokasi tempat kita berkontemplasi”

“Mungkin disanalah kita akan berdamai dengan hati, waktu, dan tempat”

“Sebelum perpisahan tiba, tumpahkanlah dengan elegan ketidaknyamananmu dan kecintaanmu pada dia, agar tak memberatkan langkah ke urat nadi negeri ini”

Jatiluhur, 4 Juni 2012 (23.45 WIB)


Setelah 6 minggu bersama, kini memasuki masa-masa akhir dari Pelatihan Intensif Pengajar Muda angkatan 4. Begitu banyak kenangan yang terukir di barak tentunya. Dari yang biasa sampai luar biasa, dari gagal sampai berhasil, dari nol sampai tak hingga. Mengikuti pelatihan intensif ini sungguh sangat luar biasa bagi saya, begitu banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan. Semoga nantinya bisa aku urai satu persatu saat di lokasi penempatan (Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Rote Barat, Desa Oenitas), saya diberikan kesempatan untuk mengajar dan belajar di SD Inpres Oenitas.

Selama Training, kami benar-benar merasakan keakraban yang sangat erat. Berat rasanya melewati hari-hari menjelang deployment. Disaat keakraban lagi hangat-hangatnya, kami diharuskan berpisah ke daerah penempatan masing-masing untuk melanjutkan karya Pengajar Muda angkatan 2. Namun saya sudah siap apapun dan bagaimana kondisinya, karena saya yakin di urat nadi negeri pasti lebih nikmat . Saya membayangkan senyum hangat tunas negeri ini, hangatnya alam yang masih murni, dan tantangan yang selalu ada pastinya. Semoga cita, cinta, dan harapan selama di sana bisa terlaksana dengan lancar, mohon doanya.......

*Saat tulisan ini terbit, penulis sedang mengembara di hutan Situ Lembang bersama 71 pengajar muda... mohon doanya lagi semoga kami di beri kemudahan dan kesehatan semuanya....

Salam Pengabdian,

Baca Selengkapnya......

Minggu, Juni 03, 2012

KENAPA AKU MEMILIH JADI PENGAJAR MUDA ?

Berniat baiklah karena niat itu dari bagian termurni manusia, yaitu Hati

Secara biologis fungsi hati yang aku pahami adalah untuk menetralisir racun dan bekerja untuk memurnikan cairan yang ada pada tubuh manusia. olehnya itu ketika hati seseorang telah rusak, maka kemungkinan untuk hidup semakin kecil. Kita sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan untuk memakan makanan yang sehat dan bergizi agar kita tak mengalami gangguan hati yang kronis. Dalam islam kita juga dijarkan untuk menjaga kemurnian hati dari penyakit hati, seperti dengki, hasud, ria, angkuh dan lain-lain. Karena orang yang memiliki penyakit hati yang kronis tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan jiwa.

Medio Desember 2011, waktu itu aku hanya iseng-iseng mengisi aplikasi Gerakan Indonesia Mengajar. Waktu itupun ku isi menjelang last minute, di sela-sela melayani pengunjung di cafe saya Ba-A Rumah Pisang namanya. Sebenarnya di perekrutan Pengajar Muda angkatan kedua saya sudah mulai mengisi aplikasi pendaftaran namun di kolom tahun lulus SAYA berhenti mengisinya, karena saat itu saya memang belum sarjana . Dan sejak gagal mengisi aplikasi itu saya juga sudah melupakan untuk menjadi pengajar muda, saya hanya fokus pada penyelesaian studi dan membesarkan usaha yang sudah saya rintis sejak 2010 bersama kawan saya. Apatah lagi menjelang sarjana usaha saya yang awalnya hanya sablon kaos, saat itu mulai memiliki modal untuk membuka lagi unit usaha baru. Maka lahirlah Ba-A Rumah Pisang, yang ternyata lebih dikenal jika dibandingkan dengan saudara tuanya (Ba-A Clothing).

Oktober 2011, alhamdulillah akhirnya saya mendapatkan gelar sarjana setelah lima tahun dua bulan. Di bulan yang sama pula, berbagai tawaran pekerjaan yang sesuai bidang ilmu saya (Teknik Sipil) mulai berdatangan seperti pengawas harian sampai perencanaan proyek. Tetapi saat itu kondisi usaha belum stabil, jadi tak satupun tawaran aku terima. Kecuali, tawaran dari dosenku yang bisa ku bilang bukan tawaran kerja profesional, tapi beliau meminta tolong untuk di bantu dalam hal pengawasan proyek bantuan rumah nelayan di daerah asalku di Bulukumba. Sehingga saat itu aku benar-benar lupa dengan pendaftaran Indonesia Mengajar. 

“Poster Indonesia Mengajar”

Entah apa maksud adik saya (Tismi Dipalaya) membawa pulang poster IM sebanyak dua lembar yang juga ku tak tahu di mana ia dapatkan. Di poster itu terpampang gambar SOEKARNO yang sedang mengajar di alun-alun keraton Jogjakarta dan yang satunya gambar pengajar muda bersama siswanya di Halmahera Selatan. Poster itupun hanya ku lihat sekilas, namun kalimat “Setahun Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi” kembali mengingatkanku akan aplikasi yang dulu pernah ku isi. Namun lagi-lagi aku belum tertarik, bahkan pernah sekali aku berkata kepada kawanku “masih banyak cara lain untuk mengabdikan diri pada bumi pertiwi. Misalnya saja menjadi pengusaha yang menjadi asset bangsa”.

Di lain waktu, saya kembali bertemu dengan kawan saya sewaktu SMU yang mempertanyakan kegiatan saya akhir-akhir ini setelah sarjana. Dengan mantab ku jawab jika sekarang saya menjadi tukang sablon dan kasir di Ba-A Group :D. Di tengah-tengah mengobrol dia menyampaikan jika pendaftaran Indonesia Mengajar telah di Buka dan Pak Anies Baswedan akan berkunjung ke kampus kami (Universitas Negeri Makassar) dalam waktu dekat. Dia bahkan menyarankan untuk mengisi aplikasi secepatnya dan menghadiri kuliah umum yang akan dibawakan oleh pak Anies nantinya. Waktu itu saya hanya mengiyakan di mulut, tetapi di hatiku belum sepenuhnya.

Waktu terus berjalan, akupun tak menghadiri kuliah umum yang dibawakan beliau. Namun kawan-kawan yang aku kenal di kampus, ternyata terus menceritakan kegiatan kuliah umum yang dibawakan oleh beliau. Termasuk kakanda saya di LPM Penalaran yang menjadi moderator ketika acara berlangsung. Ditambah lagi kawan saya yang sengaja menyempatkan mampir di Rumah Pisang untuk berdiskusi tentang materi kuliah umum dan khususnya tentang Indonesia Mengajar. Saya masih ingat menjelang dia pulang, lagi-lagi dia menganjurkan “isimi cepat, mantap itu program”.

Selain dari orang-orang di atas, kawan saya yang sudah menjadi pengajar muda angkatan II juga menganjurkan untuk bergabung menjadi pengajar muda. Katanya waktu itu “kalau kayak kau cina pasti lolosko, betulanka.....!!!!”. Belum lagi saudara saya di Jurusan dan di Penalaran yang ternyata diam-diam mendaftar dan dilengkapi dengan video profil diri, semakin membuatku panas. Dan mungkin dulunya secara tidak sadar kami kadang-kadang bersaing, ya jika me-review yang lalu-lalu grafiknya mungkin seimbang (versi saya). Tak bisa juga aku pungkiri jika sifat “keakuanku” kadang-kadang muncul jika mengingat-ingat apa yang telah aku bagi.

Akhirnya, 17 Desember 2011 tepatnya pukul 20.30 wita dengan tujuan untuk membuktikan kalo saya pernah mendaftar kembali aku buka www.indonesiamengajar.org. Dimana waktu itu bersamaan pula dengan waktu jaga saya di Rumah Pisang, jadilah pemikiranku terbagi. Sebagian konsentrasi melayani pesanan pengunjung, sebagian lagi konsentrasi mengisi aplikasi. Dan kurang lima menit pukul duabelas malam aplikasiku baru selesai terkirim, karena ternyata yang harus di isi tak sependek yang aku bayangkan. Setelah mengisi, paling tidak kawan-kawanku yang sering menanyakan bisa aku jawab “iya sudahmi, ko iya?”. Mau lulus atau tidak itu persoalan di belakang.

Berdialog dengan Hati dan Mata

Setelah mendaftar barulah saya berkontemplasi tentang hidup, tujuan hidup, pengalaman pribadi, dan cita-cita. Kembali mengingat dan menghubungkan setiap peristiwa yang telah terlewati, namun tak kunjung kutemukan jawaban dari pertanyaan “untuk apa hidupmu?”. Jadilah aku semakin ragu pada diriku sendiri, jangan-jangan saya mendaftar IM bukan untuk pengabdian tetapi hanya untuk mendapatkan prestise dari orang-orang yang mengenalku. Semakin lama, kotemplasi yang kulakukan ternyata menimbulkan banyak pertanyaan yang semakin ribet untuk ku jawab.

Hingga pada suatu waktu, aku berdiskusi dengan sahabatku tentang fenomena yang terjadi di dunia, hingga tentang keyakinan dan perubahan pada dirinya yang bisa saya katakan perubahan yang begitu frontal. Diskusi yang berlangsung sampai pukul empat dini hari itu ternyata mampu merangkum perjalanan hidup selama dua puluh tahun. Dari dia saya banyak mengetahui hal-hal baru tentang hidup ini, dan dari hasil diskusi itu pula dapat aku simpulkan jika saya butuh spasi dari jutaan waktu yang telah terlewati. Selama ini, saya hanya mengejar apa yang dikendalikan oleh nafsu, tak pernah sekalipun ku temui tentang ketenteraman bathin. Dan aku yakin di lokasi penempatan nanti, jika pengetahuan yang kumiliki dikombinasikan dengan lingkungan yang murni akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi diriku secara pribadi dan bagi mereka yang berinteraksi dengan saya.

Di Daerah penempatan itulah nantinya, insyaallah bisa ku jawab pertanyaan besar yang selalu menggangguku. Dan semoga di sana kutemukan cahaya spiritual yang selama ini selalu ku cari dan kurindukan, untuk mencairkan kebekuanku dihadapan sang pencipta. Semoga apa yang aku putuskan, bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Seperti tag line Indonesia Mengajar: 

SETAHUN MENGAJAR, SEUMUR HIDUP MENGINSPIRASI

*Namun perlu kawan kawan ingat, Menjadi pengajar muda adalah pilihanku... di tempat lain masih banyak pilihan lain yang bisa kita pilih untuk dijadikan jalur pengabdian untuk negeri, dan menurut saya yang paling minimal adalah memaksimalkan potensi diri, berbuat positif dan banyak berbagi kepada orang lain....

wassalam, salam pengabdian..... 

Baca Selengkapnya......

Kamis, Juni 23, 2011

PERTANYAAN UNTUK ELIT NEGERI INDONESIA

Sepertinya 222 juta jiwa penduduk Indonesia tidak cukup lagi untuk mendiami 17.508 pulau yang ada di Bumi Pertiwi.
Sepertinya limpahan Sumber daya alam Tak cukup lagi untuk dikelola oleh 222 juta jiwa penduduk Indonesia.
Kekayaan alam tersebut berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainny a sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.

Ya, itu informasi yang aku dapatkan selama duduk di bangku sekolah, entahlah itu dongeng atau fakta. Jika itu dongeng, artinya selama ini aku didongengkan oleh guru-guruku tercinta. Mungkin saja harapnya, agar aku tak risau dengan terlahir sebagai putra bangsa, agar aku bangga dan berpikir "tanah airku, tanah surga" seperti lirik lagu "Kolam susu" berikut ini:

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu


Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Mungkin hanya saya yang berkesimpulan begitu, ahhh..... semoga saja itu Fakta (Pikirku, saat usia 12-15 Tahun).

Namun, seiring waktu berjalan....

Mulai kuikuti perkembangan Indonesia di Media, pertanyaan "fakta/dongeng" semakin menyeruak...., dan akhirnya kusimpulkan,
Ternyata saya lahir di NEGERI DONGENG, negeri yang mengagungagungkan mimpi tak terealisasi, menghormati yang kaya,
menghalalkan apapun yang penting senang.
Ada beberapa hal yang sering ingin saya tanyakan kepada Para Elit Negeri ini:
1. Kemana Semua kekayaan alam Negeri ini?. sampai-sampai negeri ini mampu memperluas negara tetangga (Singapura), dengan melakukan ekspor pasir. Membuat kaya begundal-begundal Freeport, Newmont, Shell, serta "mereka" para penghisap kekayaan alam negeri ini. Apakah penduduk 222 Juta jiwa ini bego semua.. !!!! sampai-sampai lebih percaya perusahaan asing daripada hasil keringat anak bangsa sendiri.
2. Masih adakah lapangan pekerjaan di Indonesia?. Sampai-sampai tiap tahunnya harus mengekspor TKI berjumlah ratusan ribu orang, yang tiap tahunnya ada-ada saja yang bermasalah.... ! ataukah Negeri ini terlalu kecil ????? sampai-sampai harus mengurangi penduduknya dengan cara aneh.. !!!!! kenapa tidak sekalian di Ekspor ke Bulan.
3. Betulkah Indonesia negara Hukum?. Mengapa kasus besar (Century, Gayus, Antasari, Korupsi Kemenpora) sepertinya “pemegang boneka” tak tersentuh hukum, kasus tersebut bisa disebut PANAS-PANAS TAI AYAM... !!!!! ataukah Mungkin Negeri ini akan bubar...., jika kasus tersebut terungkap..?????
Itu saja, ! (kalau pembaca yang budiman mau menambahkan silahkan), semoga mendapat jawaban yang tepat dari para elit negeri ini.

*Mohon maaf kalo ada kalimat yang tidak nyambung, OTAK SAYA LANGSUNG HANG, KALO CERITA INDONESIA. 

Baca Selengkapnya......

Sabtu, Februari 19, 2011

Inilah ! 6 Anak "Extraordinary" Luar Biasa di Dunia Abad 20 - Awal Abad 21

Pada abad ke 21 ini semakin banyak anak-anak cerdas dan pintar di seluruh dunia, bukan hanya di Eropa tetapi hampir merata diseluruh belahan dunia, Asia, Afrika , Australia dan Amerika. Perkembangan Teknologi mungkin sangat mempengaruhi perkembangan anak saat ini.

Saat ini anak berusia 1,5 tahun saja sudah bisa menyalahkan, mematikan dan menonton puluhan channel di Tv tanpa bantuan orang tua, ini adalah kemajuan akan tetapi harus tetap diawasi apa yang iya tonton dan lihat di TV, karena umur 1-5 tahun bagi anak adalah masa-masa ingin mencoba, meniru apa yang iya lihat. contoh lainnya anak berusia 3 tahun sudah bisa "main" hp, tahu dengan menu-menu yang ada pada gadget tersebut ada juga yang sudah bisa menulis sms dan berkomunikasi melalui telp tapi lagi-lagi ini juga harus tetap di awasi oleh orang tuanya, agar anak dapat mengerti dengan apa yang iya gunakan, semakin dini semakin baik pula.

Dan adakah rasa ingin tahu anda , siapa anak-anak yang dianggap luar biasa di Dunia ?, Inilah ! 6 Anak Luar Biasa di Dunia Versi Revolutioners

Kim Ung-Yong: Mengenal Universitas pada usia 4, Mendapat Gelar Ph.D pada usia 15 tahun ; Anak dengan IQ tertinggi di Dunia


Anak super-jenius ini lahir di Korea pada tahun 1962 dan dia adalah orang yang paling cerdas saat ini (dia diakui oleh Guinness Book of World Records sebagai memiliki IQ tertinggi di Dunia saat ini ) . Pada usia empat tahun dia sudah mampu berbahasa dalam bahasa Inggris Jepang, Korea, Jerman, dan. Pada ulang tahun kelima, ia memecahkan rumus rumit diferensial kalkulus integral. Kim terdaftar dalam Guinness Book of World Records sebagai "Highest IQ"; buku estimasi nilai anak di atas 210.

Kim mahasiswa "tamu" fisika di Universitas Hanyang dari usia 3 sampai 6 tahun. Pada usia 7 ia diundang ke Amerika oleh NASA. Dia menyelesaikan studi universitas,akhirnya mendapatkan Ph.D. bidang ilmu fisika di Colorado State University pada usia 15 tahun. Pada tahun 1974, selama kuliah, ia mulai bekerja riset di NASA dan melanjutkan pekerjaan ini sampai kembali ke Korea pada tahun 1978 dan ia memutuskan untuk beralih dari fisika ke teknik sipil dan akhirnya menerima gelar doktor di bidang itu. Kim mendapat kesempatan untuk belajar di universitas paling bergengsi di Korea, tetapi malah memilih untuk belajar pada sebuah universitas propinsi. Pada 2007 ia juga menjabat sebagai asisten dosen di Universitas Nasional Chungbuk.
Gregory Smith : Nominasi untuk Hadiah Perdamaian Nobel pada usia 12 tahun
Lahir pada tahun 1990, Gregory Smith bisa membaca pada usia 2 tahun dan telah terdaftar di universitas pada usia 10 tahun. Tapi "jenius" hanya satu setengah dari cerita Smith Greg.Berkeliling dunia sebagai aktivis perdamaian dan hak-hak anak.

Dia adalah pendiri Advokat International Youth, sebuah organisasi yang mempromosikan prinsip-prinsip perdamaian dan pengertian antara orang-orang muda di seluruh dunia. Dia telah bertemu dengan Bill Clinton dan Mikhail Gorbachevdan berbicara di depan PBB. Untuk ini dan lainnya upaya kemanusiaan dan advokasi,Smith telah dinominasikan empat kali untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Prestasi terakhirnya?
Jaswal Akrit : Dokter bedah Termuda
Akrit Jaswal adalah "anak terpandai di dunia" berkewarganegaraan India. IQ-nya adalah 146 dan dianggap orang yang paling cerdas di India-negara yang mempunyai lebih dari satu miliar penduduk ini.

Akrit datang ke perhatian publik ketika pada tahun 2000 ia melakukan prosedur pertama medis di rumah keluarganya saat itu usia nya 7 tahun. Pasien nya - seorang gadis lokal yang tidak mampu berobat ke dokter berusia 8 tahun. Tangannya terbakar ,menyebabkan jari-jarinya merekat satu sama lainnya. Akrit tidak memiliki pelatihan medis formal dan tidak ada pengalaman operasi, namun ia berhasil membebaskan jari-jari gadis tersebut dan sembuh seperti sedia kala.

Dia fokus intelijen fenomenal tentang obat dan pada usia dua belas tahun ia mengaku menemukan obat untuk kanker. Dia sekarang belajar untuk gelar ilmu kedokteran di Chandigarh College dan adalah mahasiswa termuda yang pernah diterima oleh Universitas India.

Aaron Saul Kripke: Diundang untuk menjadi pembicara pada kuliah umum di Harvard saat masih di sekolah menengah
Saul Kripke Harun dilahirkan di New York dan dibesarkan di Omaha pada tahun 1940. Kepandaiannya sungguh luar biasa. Di kelas empat dia menemukan aljabar, dan pada akhir sekolah tata bahasa ia menguasai geometri dan kalkulus . Saat masih remaja ia menulis serangkaian rumus yang akhirnya mengubah studi logika modal. Salah satu dari mereka memperoleh surat dari departemen matematika di Harvard, yang berharap ia akan melamar pekerjaan disana dan menuruskan study disana, iya selalu ingat kata ibunya , "Ibu saya berkata bahwa saya harus menyelesaikan sekolah tinggi dan kuliah pertama". Setelah menyelesaikan SMA, ia akhirnya memilih perguruan tinggi adalah Harvard.

Kripke dianugerahi setara filosofi Schock Prize, tentang Nobel. Saat ini, ia dianggap filsuf hidup terbesar di dunia.

Luigi Fabiano Caruana : Grandmaster catur termuda
Fabulous Fabiano adalah Grandmaster catur pada 16 tahun dengan kewarganegaraan ganda dari Italia dan Amerika Serikat.

Pada tahun 2007 Caruana menjadi Grandmaster pada usia 14 tahun, 11 bulan, 20hari - Grandmaster termuda dalam sejarah baik Italia dan Amerika Serikat.
Dalam daftar FIDE April 2009, ia memiliki rating Elo dari 2649, pemain membuatnya tertinggi di dunia peringkat di bawah usia 18 tahun.



Willie Mosconi : Pemain Biliar profesional sejak usia 6 tahun

William Joseph Mosconi, dijuluki "Mr Pocket Biliar "adalah saku Amerika biliar profesional (kolam) pemain dari Philadelphia, Pennsylvania. Ayah Willie memiliki sebuah aula biliar di mana dia tidak diizinkan untuk bermain, tapi Willieim provisasi dengan berlatih dengan kentang kecil dari dapur ibunya dan sebuah sapu tua. Ayahnya segera menyadari bahwa anaknya adalah seorang anak ajaib tantangan periklanan mulai pertandingan, dan meskipun Willie harus berdiri di atas kotak untuk mencapai meja, ia mengalahkan pemain berpengalaman bertahun-tahun lebih tua darinya.

Pada tahun 1919, sebuah pertandingan eksibisi diatur antara Willie berusia enam tahun dan Sang Juara World , Ralph Greenleaf. Aula itu penuh sesak, Greenleaf memenangkan pertandingan itu, Willie bermain sangat baik meluncurkan karirnya di biliar profesional. Pada tahun 1924, di usia sebelas tahun,Willie adalah juara biliar remaja lurus dan secara teratur mengadakan pameran trik ditembak.

Antara tahun 1941 dan 1957, ia memenangkan Kejuaraan Dunia BCA biliar lima belas kali tak tertandingi. Mosconi merintis dan tembakan trik banyak digunakan,mengatur banyak catatan, dan membantu mempopulerkan permainan biliar. Diamasih memegang rekor renang yang diakui secara resmi menjalankan tinggi langsung dari 526 bola berturut-turut.

Di Posting dari Mobile13th News, Semoga Bermanfaat.

Baca Selengkapnya......