Sabtu, Januari 16, 2010

Mata

Mata adalah salah satu karunia yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai makhluk ciptaan-NYA. Mata merupakan indera penglihatan yang sangat penting dan harus kita syukuri itu. Berbahagialah bagi Anda yang memilki sepasang mata yang masih berfungsi dengan baik, sebab di luar sana mungkin ada saudara kita yang mengalami kerusakan, kelainan, bahkan kebutaan pada matanya. Kita harus bersyukur atas nikmat Tuhan yang luar biasa ini.

Anyway, berbicara soal mata, kadang kala mata kita mengalami ‘penafsiran’ yang aneh atau mengalami ‘ilusi’ pada objek pandang tertentu. Beberapa benda, khususnya gambar atau lukisan terkadang memberikan suatu efek tertentu, katakanlah dalam topik pembahasan ini adalah efek ilusi.

Perhatikan gambar-gambar berikut ini. Gambar-gambar ini bukanlah flash atau file animasi ber-ekstensi GIF atau sejenisnya. Ini hanya gambar flat (JPEG) biasa yang karena ilusi sudut pandang dari mata Anda menjadi terlihat seperti bergerak. Singkatnya gambar ini memiliki efek ilusi pada saat mata kita melihatnya. Perhatikan dengan baik gambar ini, pasti Anda akan melihat seolah-olah gambar tersebut bergerak atau bergoyang.

Cobalah Anda lihat gambar berikut ini dari berbagai sudut pandang :

Cobalah baca tulisan di gambar berikut ini :

Nah, kalau yang ini coba gerakkan mata Anda di sekeliling gambarnya

Well, apakah Anda merasakan ada sesuatu yang aneh pada gambar tersebut. Apakah gambarnya seolah-olah bergerak atau bergoyang-goyang. Iyah, itulah yang namanya ilusi mata pada gambar. Kalau ada yang tidak bisa melihat ’sesuatu’ yang aneh pada gambar tersebut, saya sarankan agar segera periksa matanya, karena mata yang normal pasti melihat ada sesuatu yang terjadi pada gambar-gambar di atas.

Terima Kasih

-Wassalam-

Cupi Valhalla


Baca Selengkapnya......

Sabtu, Januari 09, 2010

Kelas dan Mutu Beton

  1. Beton Kelas I

Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural yang pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan. Pemeriksaan mutu beton kelas I dinyatakan dengan Bo.

  1. Beton Kelas II

Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga ahli beton kelas II dibagi dalam mutu-mut standart B1, K125, K175, K225. Pengawasan mutu terdiri dari pengawasan yang ketat terhadap bahan-bahan dengan keharusan untuk memeriksa beton secara kontinyu kecuali H1.

  1. Beton Kelas III

Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan lebih tinggi dari K125 kg/cm2. Dalam pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan memerlukan laboratorium dengan peralatan yang lengkap yang dilayani tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinyu.

Baca Selengkapnya......

Kamis, Desember 31, 2009

Jenis-jenis Beton (Lanjutan)

Ada bermacam–macam jenis beton, yaitu :

a. Beton Ringan

Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan beban mati dan kemampuan penghantaran panas yang lebih kecil dengan berat jenis kurang dari 1800 kg/m3.

b. Beton Massa

Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya beton massa dimensinya lebih dari 60 cm.

c. Ferosemen

Ferosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu tulangan berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.

d. Beton Serat (Fibre Concrete)

Beton Serat adalah bagian komposit yang terdiri dari dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak– retak sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.

e. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)

Beton Non Pasir adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton serta berkurangnya berat jenis beton.

f. Beton Siklop

Beton Siklop adalah beton normal/beton biasa yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar dapat mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.

g. Beton Hampa

Beton Hampa adalah beton yang setelah diaduk, dituang, dan dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus yang disebut cara vacuum. Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

h. Beton Mortar

Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.

Baca Selengkapnya......

Rabu, Desember 30, 2009

BETON (sebuah catatan kuliah)

Beton adalah hasil pencampuran semen
portland, air, dan agregat (dari berbagai sumber). Kadang-kadang juga ditambah bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu. Pada proses terbentuknya beton, semen dan air akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan.

Pada proses pengerasan, pasta semen dan agregat halus (pasir) akan membentuk mortar yang akan menutup rongga-rongga antara agregat kasar (kerikil atau batu pecah), sedangkan pori-pori antara agregat halus diisi oleh pasta semen yang merupakan campuran antara semen dengan air sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak/padat.

Beton adalah suatu pencampuran bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung (Moh. Junaedy, 2009). Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran, merupakan komponen utama beton. Komposisi campuran beton terdiri dari agregat halus, agregat kasar, semen, dan air yang dapat berupa :

- Air + semen = Pasta

- Air + semen + Agregat halus = Mortar

- Air + semen + Agregat halus + Agregat kasar = Beton

Nilai kekuatan serta daya tahan beton merupakan fungsi dari banyak faktor, diantaranya ialah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur dan kondisi perawatan pengerasan.

Dalam beberapa perencanaan campuran beton, proporsi semen, air, pasir dan kerikil atau batu pecah diperoleh dari hasil percobaan perhitungan untuk menghasilkan mutu beton yang dikehendaki. Jadi beton yang direncanakan dengan baik harus dapat menunjukkan 3 hal nyata yang menghasilkan:

1. Suatu campuran yang ekonomis.

2. Mudah dikerjakan pada saat masih beton segar.

3. Sifat-sifat yang diisyaratkan setelah mengeras

(bersambung........)

Baca Selengkapnya......

Senin, November 23, 2009

Seandainya Mereka Rajin Upacara Bendera Tiap Hari Senin.......

Pagi-pagi buta mataku terbangun sekitar pukul 06.00 Wita, hari ini tidak biasanya saya bangun sepagi ini.... saya bangun karena harus mengikuti Upacara bendera di SMA Neg. 11 makassar yang akan dirangkaikan dengan penandatanganan MoU antara lembaga yang saya Pimpin (Lembaga Penelitian Mahasiswa UNM) dengan pihak sekolah dalam hal Pembinaan Kelompok Ilmiah remaja (PIKIR).

Yang ingin saya bicarakan pada tulisan ini adalah UPACARA BENDERA........ yap, mungkin bagi kita yang tidak pernah lagi berinteraksi dengan SEKOLAH sudah lupa apa saja rangkaian acara upacara bendera...... bagi penulis hal-hal penting yang sempat terekam dari upacara tadi yaitu sila ke-empat dan lima pancasila yaitu KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH KHIDMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN DAN PERWAKILAN, SERTA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA..... pertanyaanya kemudian sudahkah kedua sila ini terlaksana dengan semestinya...? ataukah ini hanya sila-sila yang terlalu ideal dan sangat berat untuk dilaksanakan.....?

Konsep perwakilan masih kita rasakan dalam konteks memilih anggota DPR/DPRD maupun memilih DPD. Persoalan lain apakah para wakil-wakil tersebut mewakili kepentingan pemilih atau konstituennya atau memilih partai atau kelompoknya. Kalau tidak maka ini adalah penjabaran konsep perwakilan yang semu, perwakilan yang ”ecek-ecek.”

Bagaimana dengan konsep musyawarah? Dalam berbagai kesempatan baik di parlemen maupun pada kegiatan lain voting mulai marak digunakan. Apakah hal ini mencedarai kearifan musyawarah? Memang selama ini pun kita akui kadang-kadang musyawarah itu sering dimanipulasi baik dengan mengatasnamakan kepentingan bersama, kepentingan bangsa dan negara sampai yang menuduh subversif bagi mereka yang tidak mau mengakui hasil musyawarah. Jadi bagaimana konteks musyawarah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

”kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan” bagaimanakah implementasinya? Apakah proses kehidupan berbangsa dan bernegara sudah mengedepankan konsep kerakyatan? Apakah hikmah kebijaksanaan telah dijadikan pedoman dalam mengelola negara? Mudah-mudahan pemimpin bangsa dan negara ini mampu menghayati secara sungguh-sungguh sila ke-4 dari Pancasila dan dijadikan pedoman dalam merumuskan berbagai kebijakan maupun program.

kemudian mengenai sila ke-5, KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA....... apakah kita sudah memperoleh keadilan itu......?, contoh kecil:betapa sedihnya ketika kita lihat di Koran-koran tentang pemberitaan seorang nenek mencuri buah kakao di sebuah perkebunan. Di laporkan oleh pemilik kebun dan di sidangkan. Hanya mengambil buah kakao seharga 500 rupiah, nenek itu di sidangkan. Akan tetapi, hakim yang menyidangkan nenek itu merasa iba sehingga nenek itu di lepaskan. Sedang kasus Cicak vs Buaya......? (silahkan menilai sendiri)..

Sungguh sangat sulit menemukan makna dari keadilan saat ini. Sama sulitnya menemukan definisinya. Adil menurut saya, belum tentu adil menurut anda dan mereka. Definisi terkadang dibuat dalam selimut kepentingan, hingga tak jarang menemukan bias. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai alat kekuasaan.

Kita hanya berharap semoga keadilan menemukan bentuk hakikinya. Setidaknya keadilan yang di amini oleh orang banyak (mayoritas) bukan oleh saya, kita atau segelintir orang saja.

SEANDAINYA PARA PEMIMPIN BANGSA RAJIN MELAKSANAKAN UPACARA BENDERA TIAP HARI SENIN........ mungkin mereka akan lebih memahami makna sila-sila pancasila......... yang pada akhirnya akan menjadi acuan dalam setiap pengambilan kebijakan.

Baca Selengkapnya......