Minggu, Februari 07, 2010

Balok (Catatan Kuliah)


Dalam catatan kuliah kali ini akan dipaparkan mengenai salah satu komponen struktural dalam konstruksi, bukan mengenai bangun ruang dalam matematika hehehe...... tetapi berdasarkan bentuk dan dimensinya memang seperti balok dalam pelajaran metematika yang diajarkan dalam bangku sekolah.

Balok merupakan salah satu komponen struktural bangunan yang menerima beban dengan posisi melintang/horizontal. Menurut Frick (2001), balok adalah batang horizontal yang menerima gaya lintang dan gaya normal. Beban-beban yang bekerja pada struktur, baik berupa beban gravitasi (beban vertikal, beban angin, beban karena susut, beban karena perubahan temperature), menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur. Lentur pada balok akibat dari adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar (Nawy G. Edward: 1990:80)......

Untuk menjamin penyaluran gaya yang baik di dalam balok maka di daerah momen lapangan lapangan dan momen tumpuan maksimum dianjurkan supaya jarak antara batang tulangan utama tidak melebihi 150 mm. bila momen disuatu tempat menurun, jarak batas ini dapat digandakan menjadi 300 mm. Oleh karena itu, dalam sebuah penampang balok persegi setidaknya harus terdapat 4 batang tulangan dan dipasang pada tiap sudut penampang. Batang-batang di sudut ini dan yang membentang sepanjang balok dilingkari oleh sengkang-sengkang. Agar mendapatkan kekakuan secukupnya bagi sengkang tulangan dianjurkan agar menggunakan batang-batang yang diameternya tidak kurang dari 6 mm (Vis W.C, dkk: 1997: 107). Jarak sengkang tidak boleh dipakai lebih dari 30 cm, sedangkan di bagian-bagian balok dimana sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan geser , jarak sengkang-sengkang tersebut tidak boleh dipakai lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh dipakai kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan baja sedang, serta 5 mm pada jenis baja keras (SK-SNI-03-2847-2002).
Diameter batang tulangan untuk semua jenis baja tidak boleh diambil kurang dari 12 mm, dan sedapat mungkin harus dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan khusus. Jika balok yang memiliki tinggi lebih dari 90 cm, maka pada bidang-bidang sampingnya harus dipasang tulangan dengan luas minimum 1/5 dari luas tulangan tarik pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh dipakai kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak atau baja sedang, serta 6 mm pada jenis baja keras. Balok dapat dibagi menjadi balok lantai, balok loteng, balok bangsal, dan peran.

1 komentar:

I Kadek Bagus Widana Putra mengatakan...

postingnya Bagus...Awalnya saya bingung saat pelajaran balok krena gak tau balok dlam teknik sipil itu yg mana....tp sekarang saya udah ngerti...

Slam Teknik Sipil Universitas Gunadarma (depok)