Beberapa waktu terakhir ini, banyak diperbincangkan masalah ”kota satelit”. Kota satelit adalah lingkungan pemukiman berskala besar yang baru, direncanakan dan dibangun, dalam jarak ulang-alik yang memadai ke kota metropolitan, untuk menampung luapan pertambahan penduduk kota. Pengembangan kota satelit merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kota raya. Pada kota satelit ini, dibangun tempat kediaman dengan fasilitas dan pelayanan umum seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain.
Sebagaimana masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar pada umumnya, kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia juga memiliki masalah dalam hal permukiman dan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah kota setempat melakukan pengembangan kawasan Tanjung Bunga sebagai alternatif hunian baru atau sebagaimana yang telah dijelaskan dengan istilah ”kota satelit”. Pengembangan yang dilakukan dilakukan dalam empat zona sebagai berikut:
1. Zona Pengembangan Kawasan Pariwisata
Dikembangkan sebagai daerah tujuah wisata andalan Sulawesi Selatan. Selain memanfaatkan potensi alam yang dimilikinya berupa Sungai Jeneberang, Danau Tanjung Bunga serta Pantai Akkarena untuk pengembangan wisata bahari, di dalam kawasan Tanjung Bunga juga akan dibangun industri pariwisata lainnya seperti wisata pantai, wisata air, wisata religius, wisata budaya, wisata keluarga serta wisata anak-anak.
Beberapa sarana dan prasarana pariwisata yang dikembangkan untuk melengkapi industri pariwisata di Tanjung Bunga adalah commercial recreation center, fasilitas wisata air, games center, play land, art and culture shop, harbor activities, water park, parking area, hotel dan restoran.
Saat ini fasilitas wisata yang telah dikembangkan di kawasan Tanjung Bunga adalah Pusat Rekreasi Akkarena. Area wisata yang tepat berada di pesisir pantai barat Selat Makassar ini merupakan daerah tujuan wisata primadona bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Beberapa sarana dan prasarana wisata yang telah disediakan di Pusat Rekreasi Akkarena meliputi Dermaga Akkarena, Plaza Oval, Menara Air, Taman Bermain Anak-anak, Restoran Akkarena, Pusat Permandian Pantai Akkarena, meeting room, Poliklinik serta fasilitas wisata air.
2. Zona Pengembangan Kawasan Bisnis
Dikembangkan sebagai kawasan bisnis dan komersial. Fasilitas perniagaan yang disediakan antara lain seperti pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, perbankan, amusement, convention center serta exhibition center. Pengembangan kawasan ini dipusatkan di sepanjang Jalan Metro Tanjung Bunga, yang merupakan jalan poros utama Kota Raya Mamminasata.
Pada akhir tahun 2002 telah dibangun Global Trade Center (GTC). Pemancangan tiang pertama dari pusat bisnis dan perdagangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia ini dilakukan oleh Wakil Presiden RI, Hamzah Haz. GTC dibangun di atas lahan seluas 20.000 m2 dan berkonstruksi 4 lantai. Area parkir dibangun di lantai 4 dan dapat menampung sekitar 1500 unit mobil. Pembangunan GTC ini adalah tahap pertama dari rencana pembangunan Makassar Commercial District (MCD) di atas lahan seluas 150.000 m2. Selain GTC, juga akan dibangun apartemen, hotel, hypermarket, perkantoran, pertokoan serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan bisnis lainnya.
3. Zona Pengembangan Kawasan Permukiman
Dikembangkan sebagai kawasan permukiman terpandang dan terkemuka di Sulawesi Selatan. Dalam pengembangannya, kawasan ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, pusat pelayanan pemerintahan, sarana olahraga serta taman bermain.
Pembangunan kawasan permukiman di Tanjung Bunga ini memiliki arti penting bagi pembangunan daerah. Kawasan permukiman di Tanjung Bunga ini mampu menyerap kebutuhan masyarakat akan perumahan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Di samping itu, pengembangan kawasan permukiman ini akan ikut memacu kegiatan pekonomian dan perdagangan, baik skala kecil, menengah maupun besar.
4. Zona Pengembangan Kawasan Olahraga
Dikembangkan sebagai pusat kegiatan olahraga. Pengembangan kawasan olahraga ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah daerah di bidang olahraga. Potensi alam berupa Danau Tanjung Bunga saat ini telah dikembangkan sebagai Venues Dayung. Danau ini memenuhi standart internasional dari FISA (Fédération Internationale des Societes d’Aviron), baik untuk penyelenggaraan event olahraga dayung nasional dan internasional maupun sebagai Regatta Coars.
Konsep keempat zona pembangunan di atas telah sangat matang termasuk dalam hal lingkungan. Pembangunan yang sedang berjalan juga telah memperlihatkan tindakan penghijauan lingkungan yang dapat dijumpai pada jalan dan lingkungan perumahan. Namun masih ada beberapa perumahan dan bangunan yang tidak ramah lingkungan yaitu tanpa penanaman pohon, tidak diterapkan konsep 60 : 40, yaitu 60 % lahan untuk bangunan dan 40 % untuk lahan kosong sebagai lahan resapan, atau pengadaan sumur resapan. Hal ini harus diperhatikan dalam upaya pengembangan Tanjung Bunga selanjutnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian di masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar