Kamis, Maret 21, 2013

HUJAN SINYAL

Seperti jumat yang biasa, saat matahari hampir tegak lurus dengan panasnya yang sangat menyengat. Aku mengenderai sepeda motor ke arah timur, menuju ibu kota kecamatan Rote Barat Daya, Batutua namanya. Setiap jumat aku melakukan rutinitas ini untuk melaksanakan sholat jum'at di masjid yang paling dekat dan paling mudah di akses dari desaku. Siang itu panas sangat menyengat di banding hari-hari biasa. Ahhh.... Mana aku hanya memakai kemeja lengan pendek lagi, ya sudah kubiarkan matahari siang itu memanggang kulitku yang memang sudah mulai eksotik khas orang Rote. Sekitar 30 menit berlalu akhirnya aku tiba di rumah pak Ali, kawan guru di mana PM Akbar selalu beristirahat jika sedang ada di Batutua.

Setelah ngobrol sebentar, bedug masjid berbunyi kemudian dilanjutkan dengan adzan dan secara kebetulan kidung jemaat juga membahana di rumah duka yang berada sebelah masjid. Keringatpun bercucuran saat berada dalam masjid yang berukuran kira-kira 10 x 15 m, suhu siang itu memang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Padahal dari kejauhan awan gelap dan kilatan petir kelihatan sangat jelas. Ohh tuhan mudah-mudahan hujan segera datang, harapku...., selesai sholat saya, PM Akbar, dan Pak Ali mampir ke rumah duka untuk mengikuti upacara pemakaman. Menurut kabar yang meninggal adalah seorang bayi yang baru lahir kemarin siang , siang itu juga dia dimakamkan di samping rumahnya.

Setelah makan siang dan ngobrol sebentar, aku dan PM Akbar bergerak menuju Desa Oeseli tempat dia bertugas. Adalah sesuatu yang tidak biasa ketika tiba disana dan melihat beberapa orang di Oeseli berjalan sambil merapatkan handphone di telinganya, kemudian berbicara dan tertawa puas dengan sanak saudaranya yang ada di belahan nusantara yang lain. Siang itu saya sangat menikmati pemandangan "aneh" di Oeseli, mungkin di kota-kota besar sudah hal biasa jika melihat pemandangan seperti ini. Tapi ekspresi kebahagiaan yang muncul di sini jauh berbeda dengan apa yang biasa aku liat.

Akupun sampai ikut-ikutan menikmati euforia itu. Saat itu aku ada di Pos Marinir yang berjarak hanya 20-an meter dari rumah Akbar, aku kemudian menelpon akbar yang ada di rumahnya. Setelah itu juga ku kabari ibuku di Bulukumba sana, "iye, ini adaka di Desa Oeseli. Desa yang baru tadi malam ada sinyalnya". Dalam hati, "oooo..... begini to rasanya jika desamu baru ada sinyalnya", hari yang sangat mengharukan.

Beberapa saat berlalu housefam PM Tomo (PM angkatan pertama yang bertugas di Oeseli) meminta Akbar menelpon Tomo. Wuihhhhh dengan suara yang sangat semangat kulihat pasangan suami istri didepanku berbicara dengan handphone dengan mata yang berbinar bahagia...... Karena bisa berbicara langsung dari Oeseli dengan anaknya yang ada di jawa sana, dimana selama ini mereka hanya dapat kabar dari Akbar ataupun orang-orang Oeseli yang sempat berkomunikasi dengan Tomo ketika berada di daerah bersinyal.

Puas berbicara dengan Tomo, mereka kemudian bercerita jika sebenarnya tadi malam (30 November 2012) orang-orang Oeseli yang punya handphone hampir tidak tidur sampai pagi karena menikmati sinyal pertama mereka yang muncul di layar Hp tepat pukul 00.00 Wita. Aku yang untuk pertama kalinya berkunjung ke sana kemudian disambut sinyal yang full di layar Hp merasakan sangat bahagia, aku sulit membayangkan bagaimana bahagianya penduduk desa ini menikmati sinyal pertamanya.

Asyik menikmati sinyal perdana Oeseli, tak terasa waktu menunjukkan pukul 16.00. Segera aku berpamitan kepada orang tua akbar dan bapak ibu yang ada di Oeseli untuk bergeser pulang ke Desa Oenitas. Setelah bergeser empat kilometer dari Oeseli, kulihat langit mulai menghitam. Alhamdulillah mudah-mudahan segera hujan ya Allah, aku berdoa.

Sepuluh kilometer sebelum desaku akhirnya hujan itu datang juga, setelah lima bulan menghilang dari pulau ini (musim kemarau di Rote mulai bulan April - November) aku belum pernah merasakan hujan se-lebat ini. Setelah kuamankan dompet dan Hp di bawah sadel motor, kubiarkan tubuh ini di basahi hujan lebat perdana di Desa Oenitas. Sepanjang jalan kunikmati aroma tanah kering yang di tetesi air hujan. Layaknya anak kecil yang begitu bahagia bermain hujan, begitulah mungkin perasaanku. Motorku kadang ku pacu dengan gas poll kadang kupelankan dan ku iringi lagu dengan lirik-lirik dan nada yang tidak jelas.

Hari itu sangat kunikmati semuanya, sinyal dan hujan perdana ternyata rasanya luar biasa jika dipadukan. Semoga saja di musim penghujan mendatang Oenitas dan Oeseli bisa menikmati aliran listrik perdananya.

Baca Selengkapnya......

Rabu, Maret 20, 2013

Biar Rote Tetap Senyum

Jangan membaca kumpulan frase di atas dengan perasaan sedang marah, lelah, letih, lesu, dan lemah. Karena kondisi fisik dan emosi bisa mempengaruhi cara pandang kita terhadap sesuatu. Jika sedang labil, orang menepuk pundakpun bisa kita sangka sedang memukul.

Empat kata di atas kami (PM Rote) dapatkan dari seorang perwira polisi di jajaran Polda NTT, beliau bertugas di bagian pengamanan jalan raya. Namanya Kompol. Bambang, kami bertemu medio Oktober 2012 saat melakukan kunjungan stakeholder. Ketika itu juga dirangkaiakan untuk mengantar Deriyanto Zakarias, murid SD Batulai yang terpilih sebagai duta keselamatan di jalan untuk provinsi NTT.

Ketika bertemu beliau kami seperti sedang mengikuti leadership forum yang biasa dilaksanakan di camp pelatihan pengajar muda. Bedanya, sesi dengan Pak Bambang lebih mudah di cerna. Kami lebih bisa membayangkan dan mengkomparasikan dengan apa yang telah kami lewati. Saat itu, beliau bercerita banyak tentang suka duka bertugas di jajaran kepolisian. Dari kalimantan hingga beberapa kabupaten di provinsi NTT, beberapa pengalaman dan petikan pelajaran dari perjalanan selama iya bertugas disampaikan dengan lugas. Kami semuanya tersenyum takjub dan sesekali menganggukkan kepala, sebagai pernyataan jika kami sangat setuju dengan apa yang beliau sampaikan. Beberapa pesan kami catat, namun ada satu pernyataan yang menurut saya sarat akan makna.

"BIAR ROTE TETAP SENYUM"

Empat kata di atas multiinterpretatif, maknanya akan sesuai dengan suasana hati sang pembaca. Entah si pembaca sedang bahagia, marah, senang, sedih, pesimis, skeptis, ataupun optimismenya sedang meletup. Kumpulan kata itu akan memancarkan spektrum maknanya sesuai yang diinginkan sang pembaca. Jika ragu silahkan coba sendiri, kondisikan suasana hati anda maka akan menemukan maknanya sesuai yang diharapkan........ Hehehhehe.....,

Keadaan tersebut menggambarkan jika apa yang kita lakukan untuk mendapatkan atau menghasilkan sesuatu di mulai dari cara kita memandang sesuatu itu sendiri.

Nah coba kita melebarkan jangkauan kalimat tersebut menjadi "biar INDONESIA tetap senyum", tentu akan berbeda spektrum maknanya. Tergantung rakyat yang mana yang memandangnya.....

Bagaimana ????

Baca Selengkapnya......

BIAR ROTE TETAP SENYUM



“AKU DATANG BUKAN DENGAN KEMANTAPAN, ATAUPUN KEPERCAYAAN DIRI. HANYA SEDIKIT TINTA DAN KEYAKINAN, UNTUK ROTE NDAO. BIAR TUHAN YANG MENOPANGKU” (KRISTIA)

“HAMPARAN LAUTAN YANG BEGITU LUAS, DI TEPI PANTAI KULIHAT SEMANGAT JUANG ANAK-ANAK NUN JAUH DI SELATAN NUSANTARA. INGIN KU UKIR SENYUMAN DI BIBIR MEREKA DEMI MERAIH MASA DEPAN YANG CERAH” (NELLY)

“AROMA SOPI, DEBURAN OMBAK SAMUDERA, DIIRINGI PETIKAN SASANDO. JIKA SANG PENCIPTA MENGHENDAKI, KAMI SIAP BEKERJA DENGAN KARYA BUKAN KATA” (DARUL)

“LONTAR BERAYUN MENGIRINGI PERJALANAN DI TENGAH SABANA YANG MENGHAMPAR” (SEKAR)

“SAAT SEPARUH LADANG TANAH DESA INI MENGUNING, SAATNYA BERBAGAI DALAM DAMAI” (AKBAR)

“TANAH YANG SUBUR NAN EKSOTIS BERSANDING PANTAI. KU HARAP ROTE NDAO MELEKAT DI HATI” (ANIES)

“BIARKAN DAGINGKU BUSUK, MAMPUS DI KOYAK CACING-CACING ROTE. ASALKAN JIWAKU HIDUP DI DADA ANAK-ANAK KAMI” (RADY)

“KARENA HIDUP CUMA SEKALI JADIKAN BERARTI” (LUCKY)

“AKU INGIN SENYUM MEREKA TETAP MENYALA, MIMPI MEREKA BERCAHAYA DAN TIDAK PADAM LAGI. CAHAYAKU UNTUK MALAIKAT KECIL DI ROTE NDAO” (ANGGUN)


Puisi ini karya Pengajar Muda Rote Ndao IV, yang dibuat masing-masing kemudian dirangkai menjadi satu, awalnya tak memiliki judul. namun setelah perjalanan sembilan bulan kuputuskan untuk memberi judul "biar Rote tetap senyum"

Baca Selengkapnya......